Apa yang ada dalam pikiranmu ketika mendengar kata kematian? Menakutkan, menenangkan, atau mungkin justru traumatis? Apapun itu, kematian adalah keniscayaan yang pasti akan dialami oleh setiap umat manusia, dalam Tuhan hal tersebut seharusnya tidak lagi menjadi hal yang perlu dikhawatirkan lagi. Selain berhubungan dengan spiritualitas, ternyata kematian juga masuk dalam studi Antropologi lho, oleh karena itu Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga, Surabaya menawarkan pembelajaran tentang kematian di Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian. Museum ini dikenal juga sebagai Museum Kematian Unair.
Pertengahan Februari 2023 kemarin, kami berkunjung ke museum tersebut untuk belajar lebih banyak tentang kematian dari sisi antropologis. Di sana kami belajar tentang ritual kematian unik dari berbagai daerah misalnya ritual kematian di Desa Trunyan Bali yang jenazahnya hanya diletakkan di tanah dan ditutup bambu, makam bayi di Kambira Toraja yang dimasukkan ke ruang di pohon, dan Upacara Ma’Nene di Toraja yang terkenal hingga manca negara. Lalu, kami belajar juga tentang antropologi forensik, di area ini kami belajar tentang bagaimana para ahli forensik mengidentifikasi jenis spesies, kelamin, ras, hingga penyakit dari temuan tulang belulang.
Di Surabaya, mungkin kita hanya mengenal sistem pemakaman biasa atau kremasi, tetapi melalui museum ini kami jadi mengetahui tentang penguburan sekunder dari suku Asmat, Papua. Setelah seseorang meninggal, orang suku Asmat melaksanakan penguburan sekunder. Tengkorak yang sudah dikubur lalu dihias dengan bulu burung, manik-manik, dan akar-akaran. Menegangkannya lagi, ada ruang khusus yang bernama area kontemplasi, yaitu salah satu wilayah museum yang didesain gelap sebagai simulasi kuburan, jadi merinding, hehehe. Tenang aja guys, aman kok tempatnya. Selanjutnya, kami diajak masuk ke area Megalitikum, dimana kami dapat melihat langsung Sarkofagus peninggalan asli jaman purba, so amazing!
The best for the last, kami diajak ke ruangan yang membahas tentang mati suri, pembusukan jenazah, dan test DNA. Yang menariknya lagi, di ruangan ini ada tengkorak asli dari Banyuwangi yang diduga merupakan bagian ritus ilmu hitam, so scary, hiiii. Lalu di ruang duduk, kami disuguhkan infografis tentang kematian di berbagai penjuru dunia serta replika makam di Indonesia, dari Jaman Belanda hingga Nusantara. Museum ini didesain agar pengunjung tidak takut akan kematian dan tentunya memberikan wawasan luas terkait studi Sosiologi dan Antropologi. Menarik ya? Kalian juga bisa mengunjungi museum tersebut yang terletak di Kampus B, Universitas Airlangga.